Penilaian Wiranto terhadap model kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat tidak berdasar dan tidak ada landasan teorinya.
“Tidak ada istilah artifisial dalam model-model kepemimpinan dalam teori leadership. Jadi saya menganggap pernyataan Pak Wiranto lebih ke hal berbau politik. Atau peniliannya jauh dari obyektifitas apalagi untuk kritik membangun,” terang Ketua Benteng Kedaultan (BK), Farhan Efendi, kepada wartawan di Senayan Jakarta, Minggu (24/7).
Ditambahnya, jika Wiranto mau menyimak pola kepemmpinan yang dikembangkan SBY adalah lebih mengedepankan sikap-sikap persuasif dan berdasar pada attidute sebagai seorang pengayom. “Tengok saja di tengah himpitan dan cercaan yang sifatnya menjurus ke hal pribadi, SBY masih memberi toleransi yang lapang.
“Pak SBY sadar benar harga sebuah proses demokrasi yang harus beliau kawal. Itu tercermin meski dihujat dengan cercaan yang mengarah ke masalah pribadi, sifat kenegarawanan beliau terlihat untuk tidak langsung memberangus mereka yang menyerang. Justru beliau menghargai karena menjadi sebuah bagian dari proses demokrasi,” terang Farhan.
Menurut Farhan, harusnya Wiranto juga lebih arif melihat jika para legislator sudah bersikap tidak fair terhadap proses pemerintahan ini. Satu sisi menyepakati model pemerintahan presidensil, namun sisi lain tidak mau terjadi penyederhanaan partai. Fakta ini menjadi batu ganjalan bagi proses berjalannya program pemerintah.
“Model semacam ini dalam teori dan praktek pemerintahan tidak pernah kita temukan referensinya, kecuali di Indonesia ini. Dan saya menilai dengan teori yang berlaku hanya di Indonesia itu, kecenderungan mendahulukan kepentingan golongan atau kelompok ketimbang persoalan berbangsa ini. Ini terlihat dari suburnya partai-partai yang ada di negeri ini,” pungkas Farhan.
Sumber : POS KOTA ONLINE
No comments:
Post a Comment