Tanya :
Benarkah tasawuf tidak ada pada zaman Rasulullah saw? Kalau tidak ada, berarti
bid'ah kan?
Mohon dijelaskan pengertian tasawuf!
Jawab:
Abdul Hasan Al Fusyandi, seorang tabi'in yang hidup sezaman dengan Hasan Al
Bisri (w. 110H./728 M.) mengatakan, "Pada zaman Rasulullah saw., tasawuf ada
realitasnya, tetapi tidak ada namanya. Dan sekarang, ia hanyalah sekedar nama,
tetapi tidak ada realitasnya."
Pernyataan ulama dari kalangan tabi'in ini bisa menjadi acuan untuk
menjawab pertanyaan Anda. Memang benar, tidak ada istilah tasawuf pada zaman
Rasulullah saw. Namun, realitasnya ada dalam kehidupan dan ajaran Rasulullah
saw. seperti sikap Zuhud, Qona'ah, Taubat, Rido, Sabar, dll. Kumpulan dari
sikap-sikap mulia seperti ini dirangkum dalam sebuah nama yaitu Tasawuf.
Oleh sebab itu, ketika Imam Ahmad menulis buku tentang tasawuf, beliau
tidak memberi nama kitab itu dengan Kitaab At-Tasawuf. Akan tetapi, beliau
memberi nama kitab itu dengan Kitaab Az-Zuhud (Kitab tentang Zuhud). Kalau kita
cermati isi kitab tersebut, hampir seluruh isinya membicarakan
persoalan-persoalan yang ada dalam kajian tasawuf.
Kita tidak perlu mempersoalkan nama, yang penting realitas atau
substansinya. Dalam mengarungi hidup, kita harus punya jiwa zuhud, qona'ah,
taubat, muraqabatullah, 'iffah, dll. Anda boleh memberi nama untuk sederet
istilah itu dengan nama Tasawuf. Namun kalau anda tidak suka dengan istilah
Tasawuf dengan alasan istilah tersebut tidak dipakai pada zaman Rasulullah saw.,
pakai saja istilah lain seperti yang digunakan Imam Ahmad yaitu ilmu zuhud. Yang
pasti, materi yang dibahas dalam ilmu zuhud dan ilmu tasawuf substansinya sama,
yang berbeda hanyalah nama.
Adapun makna Tasawuf, bisa dilacak dari asal-usulnya. Para ahli mengatakan
bahwa:
Tasawuf berasal dari kata "As-suuf" artinya bulu atau kain wol yang kasar.
Kemudian kata As-Suuf diberi akhiran "ya" (as-Suufiya) yang dinisbahkan
kepada orang yang suka memakai pakaian dari bulu binatang sebagai lambang
kesederhanaan. Lawan pakaian sutera yang merupakan simbol kemewahan. Kemudian
seseorang yang lebih mengutamakan kesederhanaan disebut "Sufi"
Tasawuf berasal dari kata "Ahl-Shuffah" yaitu sekelompok sahabat miskin yang
hijrah ke Madinah dan tidak memperoleh tempat tinggal. Sehingga Rasulullah
saw. menempatkan mereka di serambi masjid. Tempat itu dinamakan "Suffah",
sedangkan para penghuninya disebut "Ahl-Shuffah". Dari kata "Suffah" inilah
lahir kata Tasawuf
Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theosophos. Theo artinya Tuhan dan
Sophos artinya hikmah. Dengan demikian Tasawuf berarti hikmah ketuhanan. Pada
umumnya yang berpendapat demikian adalah para orientalis.
Dalam perkembangan berikutnya, para ahli memberikan banyak definisi
mengenai hal ini, sehingga Annemarie Schimmel mengatakan, sulit mendefinisikan
tasawuf secara komprehensif, karena kita hanya bisa menyentuh salah satu
aspeknya saja.
Walaupun susah mencari makna yang komprehensif, namun kita perlu mengutip
salah satu pengertian tasawuf yang disampaikan seorang tokoh Sufi modern yaitu
Al Junaid Al Baghdadi (w. 289H.) yang menyebutkan, "Tasawuf adalah riyadhah
(latihan) membebaskan hati dari hayawaniyyah (sifat yang menyamai binatang) dan
menguasai sifat basyariah (kemanusiaan) untuk memberikan tempat bagi sifat-sifat
kerohanian yang suci, berpegang pada ilmu dan kebenaran, dan benar-benar
menepati janji terhadap Allah swt, dan mengikuti sunnah Rasulullah saw."
Mencermati definisi ini, bisa kita simpulkan bahwa tasawuf adalah latihan
untuk membersihkan jiwa dari sifat-sifat kebinatangan dan mengisinya dengan
akhlak mulia melalui pelaksanaan ajaran agama yang benar dengan mengikuti apa
yang disunnahkan Rasulullah saw.
Wallahu A'lam
Sumber: Bedah Masalah Kontemporer I (Aqidah & Akhlak)
Aam Amiruddin