Monday, July 18, 2011

KKN Tematik Posdaya

Oleh : Haryono Suyono
Berbagai perguruan tinggi mitra Yayasan Damandiri, minggu ini secara serentak menggelar program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, yang anyata lain berada di wilayah Jember, Banyuwangi, Surabaya, Solo, Semarang, Purwokerto, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Purwakarta, Bekasi, Bogor, dan Palembang itu menugaskan mahasiswa mereka terjun ke desa-desa untuk mendampingi dan mendorong rakyat serta para sesepuh dan pemimpin desa membangun dan mengisi posdaya dengan kegiatan yang bermanfaat.

Kegiatan KKN mahasiswa itu kemudian dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, di Istana Negara, Jakarta. Mendiknas pun merasa bersyukur bahwa mahasiswa terpanggil untuk ikut menyelesaikan masalah bangsa, dengan membantu mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan kebodohan.
Menteri menambahkan agar para mahasiswa KKN menyiapkan keluarga-keluarga di pedesaan dan perkampungan agar menerima rancangan gerakan pendidikan usia dini (PAUD) bagi anak-anak mereka. Karena, Kemendiknas sendiri akan mengadakan gerakan PAUD di seluruh Indonesia. Menteri pun telah me-wanti-wanti agar pengalaman para dosen pembimbing dan mahasiswa KKN tematik dicatat dengan baik, terutama tentang solusi untuk mngatasi masalah keluarga-keluarga di pedesaan. Ini sekaligus bisa dijadikan bahan perbandingan apabila pada saatnya nanti digelar pertemuan antar-para pelaksana KKN dari seluruh Indonesia.
KKN Tematik Posdaya disiapkan dengan cermat oleh setiap perguruan tinggi. Sementara Yayasan Damandiri membantu menyediakan tenaga dan fasilitas untuk persiapan pengembangan posdaya, serta memberikan pengertian dasar tentang indikator keberhasilan berbasis millenium development goals (MDGs). Sedangkan pembekalan untuk para dosen pembimbing dan mahasiswa juga telah dipersiapkan secara serius agar para mahasiswa yang bertugas melalui program KKN selama 6-8 minggu dapat bergaul dengan warga masyarakat dengan baik dan dinamis.
Para mahasiswa, didampingi dosen pembimbing ditugaskan agar membaur di tengah masyarakat untuk merangsang keluarga di desa-desa dan perkampungan-perkampungan, membentuk dan merencanakan program kegiatan gotong royong bersama masyarakat setempat. Persoalan keluarga di pedesaan didengarkan dengan baik tetapi usulan penyelesaiannya diarahkan pada upaya-upaya yang sekaligus dapat mengungkit makin dicapainya sasaran dan target-target MDGs.
Para mahasiswa menerjemahkan teori yang mereka terima selama masa kuliah ke dalam bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh keluarga-keluarga di pedesaan. Oleh karena itu, kalau ada kelompok KKN yang berhasil, maka kelompok mahasiswa tersebut dapat dipastikan dekat dan dicintai oleh rakyatnya. Tak heran, ketika mereka harus kembali ke kampus, biasanya masyarakat keberatan dan terpaksa melepaskannya dengan iringan doa dan isak tangis. Terang saja, karena mereka telah sukses menuntun masyarakat pedesaan untuk maju.
Di beberapa provinsi dan kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah dan daerah lainnya, para petugas lapangan dari dinas-dinas tertentu seperti petugas keluarga berencana (KB), penyuluh pertanian, petugas kehutanan dan koperasi memberikan bantuan dengan memperlakukan rakyat desa seakan seperti sahabat seperjuangan. Para petugas lapangan bekerja sama dengan para mahasiswa mengajak keluarga-keluarga muda ikut ber-KB, mengembangkan kebun bergizi atau tanaman pekarangan di halaman rumah masing-masing. Tanaman-tanaman produktif berupa tanaman buah-buahan dan tanaman tahunan itu diharapkan bisa menghasilkan uang tambahan untuk membantu biaya sekolah anak-anak.
Petugas koperasi mengajak keluarga yang tergabung dalam posdaya mengembangkan ekonomi bersama. Tidak jarang petugas dari Dinas Koperasi memfasilitasi usaha ekonomi itu menjadi koperasi berbadan hukum dengan menerapkan sistem tanggung renteng yang pelatihannya dilakukan oleh mahasiswa yang sedang KKN.
Jajaran Kementerian Pertanian, utamanya Balai Benih Pertanian yang ada di provinsi dan kabupaten/kota membantu memfasilitasi pelatihan pengembangan kebun bergizi dan menyediakan benih dan bibit sayuran. Di musim hujan, mereka menjanjikan penyediaan benih dan bibit yang lebih banyak. Balai Benih Pertanian juga akan memfasilitasi pengembangan ladang bibit di desa atau pedukuhan, agar keluarga di dukuh dan pedesaan bisa mengambil bibit atau benih dari ladang yang mereka kelola sendiri.
Dinas Kehutanan menyediakan bibit pohon dan buah-buahan yang diharapkan bisa ditanam pada saat musim hujan mendatang. Para mahasiswa disiapkan untuk program penghijauan, bukan saja hutan yang jauh dari perkampungan, tetapi diharapkan bisa menghutankan kampung dan pedesaan dengan tanaman tahunan dan buah-buahan. Hasilnya, bisa segera dimanfaatkan oleh keluarga-keluarga yang bersangkutan.
Oleh karena itu, para mahasiswa diharapkan memberikan perhatian kepada keluarga muda, keluarga yang memiliki anak balita, ibu hamil atau keluarga yang anggotanya penyandang disabilitas atau berstatus lanjut usia. Keluarga-keluarga tersebut dengan adanya kebun bergizi di rumah akan memperoleh manfaat ganda. Di satu sisi, hasil kebun bergizi bisa dikonsumsi sendiri sekaligus bisa untuk menambah gizi makanan keseharian mereka.


Lebih dari itu, melalui KKN mahasiswa, keluarga-keluarga miskin atau keluarga-keluarga lainnya akan bertambah kegiatan ekonominya hingga bertambah sejahtera dan secara mandiri mampu membebaskan anggota keluarganya dari lembah kemiskinan. Karena mahasiswa KKN selalu menganjurkan pengembangan PAUD, anak-anak balita segera dapat dimasukkan sekolah. Ini akan membebaskan orangtua mereka untuk bisa mengikuti kegiatan di kampung.

Penulis adalah Ketua Umum DNIKS.

No comments:

Post a Comment