JUGA PERTEGAS PENOLAKAN NEGARA ISLAM
Penolakan terhadap rencana sejumlah pihak yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam terus menguat. Kali ini datang dari GP Ansor, organisasi pemuda terbesar di Indonesia.
Ketua Dewan Pembina PP GP Ansor Saifullah Yusuf mengatakan, Ansor lahir untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berkesejahteraan atau daarul salam. "Bukan menjadikan sebagai daarul Islam, negara Islam," kata pria yang juga Wagub Jatim tersebut dalam acara Harlah Ke-77 GP Ansor di Kantor PW NU Jatim kemarin (24/4).
Acara itu dihadiri para pengurus PP GP Ansor, termasuk ketua umumnya, Nusron Wahid. Hadir pula pengurus PW GP Ansor Jatim, PC GP Ansor se-Jatim, dan undangan lain, seperti sutradara film "?" Hanung Bramantyo. Hanung juga mengajak pemeran Soleh dalam fim "?", anggota Banser yang tewas saat menyelamatkan jemaat gereja di Mojokerto dari ancaman bom.
Saifullah mengungkapkan, sekarang muncul banyak ideologi Islam impor yang menyusup di kalangan pemuda. "Paling hangat adalah NII (Negara Islam Indonesia). Kami tegaskan, ide tersebut sudah ketinggalan zaman. Itu adalah wacana yang setback (mundur, Red)," tuturnya.
Apalagi ideologi impor itu juga terang-terangan menyalahkan para ulama dan paham Islam Indonesia yang telah menyatu secara kultural di Indonesia. "Jawaban kami tegas. Ansor akan mengawal daarul salam ini," imbuh pria yang juga menjabat sebagai salah seorang ketua di PB NU tersebut.
Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid mengungkapkan komitmen Ansor dalam melawan kemiskinan. "Berdasar data yang ada, 60 persen kemiskinan terjadi di Pulau Jawa. Dari jumlah itu, 68 persen di antaranya terjadi di pedesaan," ungkapnya.
Mantan ketua umum PB PMII itu meminta kader-kadernya untuk lebih aktif menjadi pionir di daerahnya. "Artinya, dengan kelebihan akses yang dimilikinya, saya telah menginstruksi kader Ansor di wilayah agar berperan aktif menjadi akselerator pembangunan di daerah," tegasnya.
Harlah GP Ansor tahun ini disebar ke berbagai daerah. Selain acara seremonial, diadakan pesta musik rakyat. Beberapa artis dan musisi papan atas Indonesia dihadirkan. Di antaranya, Ahmad Dhani, Mulan Jameela, dan Iwan Fals. Di Jatim, pentas musik tersebut dilangsungkan di Pasuruan, Banyuwangi, dan Tulungagung.
Sementara itu, saat berziarah ke makam dan kediaman almarhum Riyanto di Lingkungan Gang Sabuk Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, kemarin (24/4), Nusron menegaskan bahwa pihaknya berinisiatif mendirikan Densus 99 untuk membantu pemerintah melawan terorisme. Riyanto adalah anggota Banser yang meninggal dunia akibat ledakan bom malam misa di Gereja Eben Haezer, Jl Kartini, Kota Mojokerto, pada 2000.
Anggota Densus 99, kata Nusron, meliputi GP Ansor dan Banser mulai tingkat pusat hingga daerah. "Kalau negara sudah menyerukan melawan teroris, perang terbuka, Ansor dan Banser diwajibkan membantu negara," jelasnya.
Nama Densus 99 diambil dari makna asmaul husna pada kitab suci Alquran yang jumlahnya mencapai 99 kata. "Konkretnya, Ansor membentuk Densus 99 yang tugasnya melawan dan menangkap teroris latihan di semua daerah," imbuhnya.
Nusron menjelaskan, pembentukan Densus 99 itu tidak berarti GP Ansor sebagai organisasi masyarakat (ormas) ingin mendirikan petugas keamanan sendiri. Namun, Densus 99 lebih berperan membantu pemerintah dan berada di belakang negara dengan tujuan yang sama. Yakni, menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.
"Tugasnya, melawan dan menangkap teroris latihan. GP Ansor di setiap ranting diminta apel untuk ikut menjaga kemanan dan mengawasi. Begitu ada indikasi orang aneh-aneh (teroris), usir, tangkap, dan laporkan polisi," tambahnya.
Sumber :http://www.jpnn.com/read/2011/04/25/90298/Lawan-Teroris,-Ansor-Bentuk-Densus-99
No comments:
Post a Comment